🏅 Hadis Terkait Tentang Rendah Hati Hemat Dan Hidup Sederhana
Manfaatyang dapat kita peroleh dari perilaku hidup hemat dan sederhana adalah . 1. Menyapa dan mengucapkan salam terlebih dahulu jika bertemu dengan orang lain. 2. Menghargai orang lain dan tidak suka menghina. 3. Tidak memamerkan kepintaran atau kekayaan harta. 4. Suka menolong dan memberi kepada orang lain.
3Mengartikan ayat-ayat alquran. 4.Mari Memahami Pesan - pesan Mulia dalam Q.S al-Furqon/25:3 dan Q.S al-Isra'/17:27. a.Q.S. al-Furqan/25:63. Didalam ayat ini Allah mengajarkan agar kita memiliki sifat rendah hati.Rendah hati disebut juga dengan tawadu'. Pengertian tawadu' adalah sikap diri yang tidak merasa lebih dari orang lain.
NabiMuhammad saw. berpesan agar kita senantiasa menghiasi diri kita dengan sifat tawadu' (rendah hati) dan menjauhkan dari sifat sombong. Orang yang rendah hati itu derajatnya akan dinaikkan oleh Allah Swt. Sebaliknya, orang yang tinggi hati malah derajatnya akan diturunkan oleh Allah Swt. 2. Q.S. al-Isrā'/17 : 27
RPPini menjelaskan tentang : 1. Perilaku Rendah Hati, Hemat, dan hidup sederhana sebagai implementasi pemahaman q.s.al-furqan/25: 63, q.s.al- isra'/17: 26-27 dan hadis terkait 2. Memahami tentang hukum bacaan belajar al-Qur'an, apa manfaat belajar ilmu tajwid 3. Membaca dan menghafalkan Q.S.al-Furqān/25: 63, Q.S.al-Isrā'/17: 26-27. 4. Mengklasifikasi lafal yang
h Hemat atau Hidup Sederhana Hidup hemat atau hidup sederhana adalah sikap hidup yang mengendalikan diri sendiri untuk mencukupkan kebutuhannya, sehingga tidak boros dan tidak kikir. Terkait dengan hidup hemat, Allah SWT berfirman : وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ
Menjadiorang berilmu perlu diimbangi oleh sifat rendah hati. 'ketahuilah, sesungguhnya makhluk ini sama seperti makhluk lainnya, mempunyai dua sisi dan pertengahan: Hadis Riwayat Abu Daud Nusagates 27, serta hadis terkait.tentang rendah hati, hemat dan hidup sederhana. Hadis tentang rendah hati. 4.1.3.menyajikan keterkaitan rendah hati, hemat dan hidup sederhana dengan pesan q.s. Menghargai
MateriPokok : Q.S. Al-Furqan (25): 63; dan Q.S. Al Isra'(17) : 27; dan Hadis tentang rendah hati, hemat dan hidup sederhana Alokasi Waktu :3 pertemuan (3 x 3 Jam Pelajaran) A. KOMPETENSI DASAR dan INDIKATOR: NO. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR . 1 2.4 Menghargai perilaku rendah hati, hemat, dan hidup sederhana sebagai implementasi dari
A MEMBACA AYAT AL-QUR'AN TENTANG RENDAH HATI, HEMAT DAN SEDERHANA 1. Ayat Al-Qur'an Tentang Rendah Hati . 1). Bacaan QS Al-Furqan [25] : 63 . وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَّ إِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰـمًا
c Dapat menerapkan sifat ikhlas dan rendah hati dalam kehidupan sehari-hari; d. Hidup sederhana, hemat, qanaah, dan zuhud (tidak terlalu cinta dunia); e. Menerapkan sikap pemurah dan jujur dalam kehidupan sehari-hari; f. Menyadari bahwa harta kekayaan hanya sarana menuju alam hakiki yaitu alam akhirat; g. Jauh dari sifat iri dan dengki jika
BJn8. Anda sedang mencari informasi seputar pola hidup sederhana ala Rasulullah? Jika iya, tepat sekali datang ke artikel ini. Disini kami telah mengumpulkan beberapa hadits tentang pola hidup sederhana yang telah Rasulullah SAW lakukan semasa hidupnya. Penasaran kan apa saja haditsnya? Kuy baca dan pahami hadits-haditsnya!1. Sederhana Dalam Makanمَا شَبِعَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مِنْ خُبْزٍ قَطُّ وَلاَ لَحْمٍ إِلاَّ عَلَى ضَفَفٍ“Rasulullah SAW tidak pernah merasakan kenyang karena makan roti atau kenyang karena makan daging, kecuali jika sedang menjamu tamu maka beliau makan sampai kenyang” HR. TirmidziMeskipun Rasulullah Saw merupakan seorang Nabi, panglima, kepala negara, hakim dan juga pendakwah yang tentu aktivitas setiap harinya sangat padat, beliau memiliki porsi makanan yang sangat simpel dan sederhana. Ya, setiap makan sesuatu beliau tidak pernah memakannya hingga tersebut tentu berbeda dengan kita saat ini bukan? Berapa banyak manusia di zaman sekarang yang makan dengan porsi besar hingga kekenyangan dan akhirnya malas dalam beraktivitas?Karena itu, sejatinya hikmah dari makan tidak sampai kekenyangan adalah agar tubuh tetap seimbang dan dapat melanjutkan aktivitas dengan semangat dan Sederhana Dalam Penggunaan Airعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِسَعْدٍ وَهُوَ يَتَوَضَّأُ فَقَالَ مَا هَذَا السَّرَفُ فَقَالَ أَفِي الْوُضُوءِ إِسْرَافٌ قَالَ نَعَمْ وَإِنْ كُنْتَ عَلَى نَهَرٍ جَارٍDari Abdullah bin Amr, sesunggunya Rasululllah SAW melewati Sa’ad yang sedang berwudhu. Maka Rasulullah bersabda “Kenapa berlebih lebihan seperti ini?” Sa’ad menjawab “Apakah dalam berwudhu ada yang dianggap berlebihan?” Rasulullah menjawab “Ya, meskipun kamu berada di atas sungai yang mengalir.” HR. Ibnu MajahPada hadits ini, Rasulullah Saw mengajarkan kepada kita ummatnya untuk hidup sederhana bukan hanya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga dalam melaksanakan pola hidup sederhana yang diperintahkan oleh Rasulullah Saw bukan hanya dalam membelanjakan uang atau dalam porsi makanan yang akan kita konsumsi. Dalam ibadah dan amalan taat yang lain pun diperintahkan untuk Ancaman Bagi Orang Tamakأَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ“Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur sombong.“ HR Bukhari dan MuslimDalam hadits di atas, Rasulullah mengabarkan kepada sahabat tentang beberapa golongan yang akan masuk nerakanya Allah. Diantaranya terdapat orang-orang yang tamak dan dan rakus disini masih bersifat umum. Karena itu bisa saja dicap kepada yang rakus akan harta dunia, tamak saat makan, dan yang semisalnya. Dengan demikian, tidak ada alasan lagi bagi kita untuk hidup sederhana. Sebab jika malah memilih hidup dengan rakus, maka ancamannya adalah Sederhana Dalam Berpakaianمَنْ تَرَكَ اللِّبَاسِ تَوَاضُعًا لِلَّهِ وَهُوَ يَقْدِرُ عَلَيْهِ دَعَاهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِنْ أَىِّ حُلَلِ الإِيمَانِ شَاءَ يَلْبَسُهَا“Barangsiapa yang meninggalkan pakaian yang bagus disebabkan tawadhu’ merendahkan diri di hadapan Allah, sedangkan ia sebenarnya mampu, niscaya Allah memanggilnya pada hari kiamat di hadapan segenap makhluk dan ia disuruh memilih jenis pakaian mana saja yang ia kehendaki untuk dikenakan.” HR. TirmidziKetika menjelaskan hadits riwayat Imam Tirmidzi ini, Syekh Usaimin berkata Jika seseorang berada di tengah-tengah orang yang hidupnya sederhana, maka janganlah ia berpenampilan terlalu mewah. Kalau ia mau mengambil sikap tawadhu’ rendah diri, maka berpakaianlah seperti pakaian mereka. Biar hati mereka tidak merasa kerdil dan juga bukan tanda sombong. Inilah membuat seseorang mendapatkan pahala yang jika seseorang berada di sekitar orang yang berpakaian bagus, maka lebih pantas ia memakai pakaian semisal mereka, karena Allah itu jamil indah dan menyukai suatu yang indah. Karena kalau seseorang berpakaian sederhana di tengah-tengah orang-orang yang berpakaian bagus, maka ia akan tampil beda. Jadi seseorang dalam berpakaian bisa menyesuaikan kondisi.“5. Sederhana Dalam banyak Halوَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلْ، وَاشْرَبْ، وَالْبَسْ، وَتَصَدَّقْ فِي غَيْرِ سَرَفٍ، وَلَا مَخِيلَةٍ . أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ وَأَحْمَدُ وَعَلَّقَهُDari Amr Ibnu Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, radhiyallahu anhum semoga Allah meridhai mereka berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Makan, minum, dan berpakaianlah, serta bersedekahlah tanpa berlebihan isrāf dan tanpa kesombongan makhilah.” HR Abu Daud dan AhmadDari hadits di atas, dapat dikatakan bahwa apabila dalam berwudlu beribadah dan bersedekah perbuatan taat dilarang melampaui batas, maka lebih-lebih lagi dalam hal makan, minum, dan berpakaian. Dalam ketiga hal ini larangan melampaui batas itu mencakup jumlahnya, harganya maupun Sederhana Dalam Tempat TidurJika Anda berfikir bahwasanya tempat tidur yang digunakan oleh Rasulullah adalah kasur yang empuk lagi nyaman, maka anggapan tersebut salah besar. Hal ini karena tempat tidur yang digunakan Nabi Shallallahu’alahi Wasallam sangat sederhana, bahkan yang terbuat dari kulit yang diisi oleh sabut atau Aisyah radhiallahu’anhaكان فِراشُ رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم من أدَمٍ، وحَشوُه من لِيفٍ“Tempat tidur Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam dari kulit yang diisi dengan sabut.” HR. Bukhari dan Muslim7. Sederhana Dalam Tempat TinggalTidak hanya kasurnya yang apa adanya, rumah Nabi Muhammad SAW pun terbilang sangat sederhana. Sehingga jika istri beliau Aisyah RA tidur di sana, maka sebagian tubuhnya menghalangi Nabi yang sedang shalat. Dari Aisyah radhiyallahu anha, istri Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , ia berkata,كُنْتُ أَنَامُ بَيْنَ يَدَيْ رَسُوْلِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَرِجْلاَيَ فِي قِبْلَتِهِ فَإِذَا سَجَدَ غَمَزَنِي فَقَبَضْتُ رِجْلَيَّ فَإِذَا قَامَ بَسَطْتُهُمَا“Aku tidur di depan Rasulullâh SAW yang sedang shalat, dan kedua kakiku pada kiblat beliau. Jika beliau hendak bersujud, beliau menyentuhku dengan jarinya, lalu aku menarik kedua kakiku. Jika beliau telah berdiri, aku meluruskan kedua kakiku.” HR. Bukhari dan MuslimBisakah kita meniru sikap sederhana sang Baginda SAW? Wallaahu A’lamBaca jugaHadits Tentang Berprasangka BurukHadits Tentang Cita-citaMembantu Anda menelusuri informasi seputar kehahalan produk yang beredar di tengah masyarakat. Saat ini sedang menimba ilmu sebagai mahasiswa Fakultas Ushuluddin di Universitas Al-Azhar, Mesir. Ikuti kami di Telegram!
Photo by Pixabay on I. Dalil tentang rendah hati, hemat dan hidup sederhana Ayat al-qurán tentang rendah hati, hemat dan hidup sederhana sudah tertera dalam al-qurán surat al-furqon ayat 63 yang berbunyi وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan” dan di dalam al-qur’an surat al-isra ayat 27 yaitu إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا “Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” II. Memahami hukum tajwid tentang hukum bacaan Mad Sebelum melanjutkan penjelasa hukum Mad, perhatikan bagan di bawah ini Mad Asli / Mad Thabi’i Mad Asli merupakan hukum dasar dalam pembagian hukum-hukum Mad, tak hanya itu sebab akibat atau ciri-ciri terjadi Mad Asli juga merupakan komponen pokok dalam terbentuknya hukum Mad Far’i. Adapun sebab atau ciri-ciri dari Mad Asli adalah sebagai berikut a. Apabila terdapat harakat Fathah ﹷ di ikuti huruf alif ا contoh سَالِمٌ saalimun b. Apabila terdapat harakat kasrah ِ- di ikuti dengan huruf ya sukun يْ contoh خَبِيْرٌ khobiirun c. Apabila terdapat harakat dhammah ُ- diikuti dengan huruf wawu sukun وْ contoh غَفُوْرٌ ghofuurun Cara membaca Mad Asli atau Mad Thabi’i yaitu membaca panjang huruf hijaiyah yang disertai dengan alif ا , ya sukun يْ dan wawu sukun وْ durasi panjangnya 1 alif atau 2 harakat. 2. Mad Wajib Muttasil Mad Wajib Muttasil masuk ke dalam kategori dari Mad Far’i. Terjadinya hukum Mad Wajib Muttasil yaitu a. Apabila ada huruf mad alif ا , ya sukun يْ dan wawu sukun وْ diikuti dengan huruf hamzah ء dalam satu lafadzh kata b. Cara membacanya wajib 3 alif atau 6 harakat contoh وَأَمَّا السَّائِلَ 3. Mad Jaiz Munfasil a. Apabila ada huruf mad alif ا , ya sukun يْ dan wawu sukun وْ diikuti dengan huruf hamzah ء dalam 2 lafadz kata yang berbeda b. Cara membacanya panjang 1 alif atau 2 harakat, 2 alif atau 4 harakat dan 2,5 alif atau 5 harakat contoh إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ 4. Mad Arid a. Apabila ada huruf mad alif ا , ya sukun يْ dan wawu sukun وْ diikuti dengan waqaf tanda berhenti atau akhir ayat b. Cara membacanya harus panjang dan panjangnya 1 alif 2 harakat, 2 alif 4 harakat dan 3 alif 6 harakat contoh لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ 5. Mad Iwad a. Disebut Mad Iwad apabila ada huruf yang berharakat fathahtain ــًـ tertletak pada akhir kalimat atau ayat b. Maka cara membacanya harus panjang yaitu 1 alif atau 2 harakat contoh صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا III. Pesan Mulia dalam al-furqon ayat 63 dan al-isra ayat 27 al-furqon ayat 63 Di dalam ayat ini Allah mengajarkan agar kita memiliki sifat rendah hati. Sifat rendah hati ini harus diwujudkan dalam setiap perilaku kita, baik terhadap diri kita sendiri terhadap Allah Swt, maupun terhadap orangorang jahil yang menyapa kita. Rendah hati disebut juga dengan tawadu’. Pengertian tawadu’ adalah sikap diri yang tidak merasa lebih dari orang lain. Orang yang tawadu’ berkeyakinan bahwa semua kelebihan yang ada dalam dirinya sematamata merupakan karunia dari Allah Swt. Lawan kata dari rendah hati adalah tinggi hati, sombong, takabur, atau angkuh. Allah Swt juga sangat melarang manusia berjalan dengan kesombongan. Firman Allah Swt dalam al-Isrā’/17 ayat 37 وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَن تَخْرِقَ ٱلْأَرْضَ وَلَن تَبْلُغَ ٱلْجِبَالَ طُولًا Artinya “Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong…”. al-Isrā’/17 37 Orang yang rendah hati itu derajatnya akan dinaikkan oleh Allah Swt. 2. al-isra ayat 27 Dalam ayat ini Allah Swt menegaskan bahwa berfoya-foya serta menghambur-hamburkan harta itu adalah pemborosan yang merupakan bagian dari perbuatan setan. Dengan demikian, sudah jelas bahwa tindakan semacam ini sangat dilarang oleh Allah Swt. Allah mengajarkan kita agar bisa hidup hemat, sederhana, dan peduli kepada orang lain dengan cara suka berderma. Dengan tindakan mulia seperti ini, harta yang kita miliki akan menjadi lebih bermakna bagi diri kita sendiri dan bermanfaat bagi orang lain di sekitar kita. Sungguh indah ajaran Islam. Di samping memberi contoh sifat hemat, Rasulullah Saw juga memberikan teladan agar kita menjalani hidup dengan kesederhanaan. Rasulullah bukan seorang yang miskin, namun beliau menjalani kehidupan dengan penuh kesederhanaan. Pernyataan ini sesuai dengan Hadis berikut artinya “Dari Abu Umamah ia berkata,“Pada suatu hari di sisinya, sahabat Rasulullah saw. Memperbincangkan tentang dunia, maka Rasulullah bersabda“Tidakkah kalian mendengar? Tidakkah kalian mendengar” Sesungguhnya sederhana dalam berpakaian adalah bagian dari iman. Sesungguhnya sederhana dalam berpakaian adalah bagian dari iman.” Maksudnya adalah berpakaian apa adanya dan pantas.” Abu Dawud Daftar Pustaka Ahsan Muhamad, Sumiyati, & Mustahdi. 2017. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Materi Pembelajaran Kelas VIII SMP Penulis Drs. H. A. Suchaimi, MA GPAI UPT SMPN 5 Gresik Kompetensi Dasar Pengetahuan memahami QS Al-Furqan 25 63, QS Al-Isra’ 17 26-27, dan Hadis terkait tentang rendah hati, hemat dan hidup sederhana Kompetensi Dasar Keterampilan membaca QS Al-Furqan 25 63, QS Al-Isra’ 17 26-27 dengan tartil menyajikan keterkaitan rendah hati, hemat dan hidup sederhana dengan pesan QS Al-Furqan 25 63, QS Al-Isra’ 17 26-27 A. MEMBACA AYAT AL-QUR’AN TENTANG RENDAH HATI, HEMAT DAN SEDERHANA 1. Ayat Al-Qur’an Tentang Rendah Hati 1. Bacaan QS Al-Furqan [25] 63 وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَّ إِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰـمًا 2. Bacaan QS Al-Isra’ [17] 26-27 وَ ءَاتِ ذَا الْقُرْبٰى حَقَّهٗ وَ الْمِسْكِيْنَ وَ ابْنَ السَّبِيْلِ وَ لَا تُبَذِّرْ تَبْذِيْرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْآ إِخْوَانَ الشَّـيٰطِيْنِۖ وَ كَانَ الشَّيْطـٰنُ لِرَبِّـهٖ كَفُوْرًا 3. Memahami Ilmu Tajwid Tentang Hukum Bacaan Al Qomariyah dan Al Syamsiyah Hukum Bacaan Al Qomariyah Yaitu apabila ada huruf Alif Lam ال atau lam ta`rif bertemu dengan salah satu dari 14 huruf Qomariyah di bawah ini, maka bunyi bacaan Alif Lam atau Lam Ta`rif-nya harus di-izh-harkan, atau dibaca jelas. Oleh karena itu, hukum bacaan Al-Qomariyah juga dapat disebut Izh-hâr Qomariyah. Adapun ke-14 huruf Qomariyah tersebut meliputi huruf ا ب غ ح ج ك و خ ف ع ق ي م هـ Semuanya terangkum dalam ungkapan bait nazhom اَبْغِ حَجَّـكَ وَخَفْ عَقِيْمَهْ Hukum Bacaan Al-Syamsiyah Yaitu apabila ada Alif Lam ال atau lam ta`rîf bertemu dengan salah satu dari 14 huruf Syamsiyah di bawah ini, maka bunyi bacaan Alif Lam ال harus di-idghôm-kan atau dimasukkan/dilebur kedalam huruf sesudahnya. Oleh karena itu, hukum bacaan Al-Syamsiyah juga dapat disebut Idghôm Syamsiyah. Adapun ke-14 huruf Syamsiyah tersebut meliputi huruf ط ث ص ر ت ض ذ ن د س ظ ز ش ل Semuanya terangkum dalam ungkapan bait nazhom berikut طِبْ ثُمَّ صِلْ رَحْمًا تَفُزْضِفْ ذَا نِعَمْ ۞ دَعْ سُوْءَ ظَنٍّ زُرْ شَرِيْفًا لِلْكَرَمْ Penerapan hukum bacaan Al Qomariyah dan Al Syamsiyah pada Al-Furqon ayat 63 dan Al-Isro’ ayat 27, sebagai berikut Potongan ayat Hukum Bacaan Alasan وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ Al-Syamsiyah الْ ← ر عَلَى الْأَرْضِ Al-Qomariyah الْ ← ا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ Al-Qomariyah الْ ← ج ذَا الْقُرْبٰى Al-Qomariyah الْ ← ق وَ الْمِسْكِيْنَ Al-Qomariyah الْ ← م وَ ابْنَ السَّبِيْلِ Al-Syamsiyah الْ ← س إِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ Al-Qomariyah الْ ← م إِخْوَانَ الشَّـيٰطِيْنِۖ Al-Syamsiyah الْ ← ش وَ كَانَ الشَّيْطـٰنُ Al-Syamsiyah الْ ← ش B. MENGARTIKAN AYAT AL-QUR’AN TENTANG RENDAH HATI, HEMAT DAN SEDERHANA 1. Arti Mufrodat, Terjemahan dan Isi kandungan Al-Furqan [25] 63 Arti Mufrodat QS Al-Furqan [25] 63 وَعِبَادُ Dan para hamba الرَّحْمٰنِ Tuhan yang Maha Penyayang الَّذِيْنَ orang-orang yang يَمْشُوْنَ Mereka berjalan عَلَى الْأَرْضِ di atas Bumi هَوْنًا secara rendah hati وَّ إِذَا dan apabila خَاطَبَهُمُ menyapa mereka الْجٰهِلُوْنَ orang-orang jahil قَالُوْا Mereka mengucapkan سَلٰـمًا kata-kata yg mengan-dung keselamatan Arti Terjemahan QS Al-Furqan [25] 63 أرتيپا "دان هامبا-٢ الله ياڠ ماها ڤّپاياڠ ايتو ايالاه اوراڠ-٢ ياڠ بّرجالان دي أتاس بومي دّڠان رّنداه هاتي, دان أڤابيلا اوراڠ-٢ جاهِل مّپاڤا مّرّكا, ماكا مّرّكا مّڠوڇاڤكان كاتا-٢ ياڠ مّڠاندوڠ كّسّلاماتان". سورة الفُرقان ٦٣ Pesan Kandungan QS Al-Furqan [25] 63 QS Al-Furqon [25] ayat 63 secara garis besar menjelaskan tentang ciri-ciri orang yang tawadhu’, diantaranya adalah bertutur kata yang baik lagi sopan dan penuh sikap rendah hati kepada siapa saja, meskipun kepada orang jahil orang rendahan yang bodoh, jahat, kasar dan semisalnya. Apa yang disebut tawadhu’?. Tawadhu’ artinya rendah hati. Maksudnya merasa tidak sombong dan angkuh atas kelebihan yang diberikan Allah SWT kepada kita. Kita tidak memiliki perasaan lebih mulia, lebih hebat, lebih tinggi, lebih pintar, lebih baik, dan kelebihan-kelebihan lainnya daripada orang lain. Di dalam hati kita tidak pernah terbersit sedikitpun perasaan sombong atau lebih baik dari orang lain, serta perasaan bangga dengan potensi dan prestasi yang kita miliki. Kita tidak merasa malu dan gengsi melakukan apa saja yang bersifat baik dalam berbagai aktifitas sehari-hari. Rasulullah SAW menganjurkan agar kita berperilaku tawadhu’ seperti dalam sabdanya,dari Iyadh bin Himar, yang diriwayatkan oleh imam Muslim إِنَّ اللَّهَ اَوْحَى إِلَيَّ اَنْ تَوَاضَعُوْا حَتَّى لَا يَفْخَرَ اَحَدٌ عَلَى اَحَدٍ وَ لَا يَبْغِيَ اَحَدٌ عَلَى اَحَدٍ رَوَاهُ مُسْلِمٌ أرتيپا "سّسوڠݤوهپا الله تّلاه مّواحيوكان كّڤاداكو اݤار ساليڠ بّرسيكاڤ رّنداه هاتي, سّهيڠݤا سالاه سّأوراڠ داري كاليان تيداء ساليڠ مّمباڠݤاكان اتاس ياڠ لاين دان تيداء ساليڠ مّنظاليمي اتاس ياڠ لاين". Rasulullah memberikan teladan yang baik dalam bersikap tawadhu’, meskipun beliau tergolong orang terhormat dan tinggi derajatnya, sebagaimana yang pernah diceritakan oleh Abu Said al-Khudari ra sebagai berikut ini “Jadilah kalian seperti Nabi Muhammad SAW. Beliau SAW menjahit sendiri bajunya yang sobek, memberi makan sendiri untanya, memperbaiki rumahnya, memerah susu kambingnya, membuat sandalnya, makan bersama-sama dengan pembantu-pembantunya, memberi mereka pakaian, membeli sendiri keperluannya di pasar dan memikulnya sendiri ke rumahnya. Beliau menemui orang kaya maupun miskin, orang tua maupun anak-anak; mengucapkan salam lebih dulu kepada siapa yang berpapasan dengan beliau, baik orang yang lebih tua maupun anak-anak, kulit hitam, merah, maupun putih, orang merdeka maupun hamba sahaya sepanjang mereka termasuk orang yang suka shalat. Beliau SAW adalah orang yang sangat rendah hati, lembut perangainya, dermawan luar biasa, indah perilakunya, selalu berseri-seri wajahnya, murah senyum pada siapa saja, dermawan tapi tidak berlebih-lebihan, mudah iba hatinya, sangat penyayang pada semua muslimin. Beliau SAW datang sendiri menjenguk orang sakit, menghadiri penguburan, berkunjung baik mengendarai keledai maupun berjalan kaki, mendatangi undangan dari para budak dan rakyat jelata lainnya. Bahkan ketika wilayah kekuasaan Islam semakin luas yang meliputi jazirah Arabia, maka datanglah seorang A’rabiy rakyat jelata menghadap kepada beliau SAW dengan gemetar seluruh tubuhnya, lantas beliau SAW segera menghampiri orang tersebut dan berkata “Tenanglah, tenanglah, saya ini bukan Raja, saya hanyalah anak seorang wanita Quraisy yang biasa makan daging kering”. HR Ibnu Majah-3312 dari abu Mas’ud al-Badariiy Orang yang rendah hati tidak berarti bahwa dia orang rendahan, direndahkan atau tidak dihormati oleh orang lain, malahan justru dia akan terangkat derajatnya dan dihormati & dimuliakan oleh siapa saja yang melihatnya, sebagaimana yang dijelaskan dalam Hadis Nabi مَنْ تَوَاضَعَ لِلَّهِ رَفَعَهُ اللَّهُ وْمَنْ تَكَبَّرَ وَضَعَهُ اللَّهُ. رَوَاهُ البَزَّارْ أرتيپا "باراڠ سياڤا ياڠ تَوَاضُع رّنداه هاتي كارّنا الله ماكا الله اكان مّڠاڠكات دّراجاتپا. دان سياڤا ساجا ياڠ تَكَبُّر سومبوڠ ماكا الله اكان مّرّنداهكان دّراجاتپا" Sifat tawadhu' menimbulkan rasa persamaan, menghormati orang lain, toleransi, rasa senasib, dan cinta pada keadilan. Tetapi sebaliknya sifat takabbur membawa seseorang kepada budi pekerti yang rendah seperti dengki, marah, mementingkan diri sendiri, serta suka menguasai dan menzhalimi orang lain 2. Arti Mufrodat, Terjemahan dan Isi kandungan QS Al-Isra’ [17] 26-27 Arti Mufrodat QS Al-Isra’ [17] 26-27 وَ ءَاتِ Dan berikanlah ذَا الْقُرْبٰى Pada keluarga yang dekat حَقَّهٗ haknya وَ الْمِسْكِيْنَ dan orang miskin وَ ابْنَ السَّبِيْلِ dan orang yang dalam perjalanan وَ لَا تُبَذِّرْ dan jangan mengham-bur-2kan hartamu تَبْذِيْرًا secara boros إِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ Sesungguhnya Para pemboros كَانُوْآ Mereka itu adalah إِخْوَانَ الشَّـيٰطِيْنِۖ Para saudara syaitan-syaitan وَ كَانَ Dan adalah الشَّيْطـٰنُ syaitan لِرَبِّـهٖ kepada Tuhannya كَفُوْرًا Itu sangat ingkar Terjemahan QS Al-Isra’ [17] 26-27 أرتيپا "دان بّريكانلاه هاك كّڤادا كّلوارݤا-٢ ياڠ دّكات, اوراڠ ميسكين دان اِبْنُ سَبِيل اوراڠ ياڠ دالام ڤّرجالانان. دان جاڠانلاه كامو مّڠهامبور-هامبوركان هارتامو سّڇارا بوروس. سّسوڠݤوهپا الله ڤارا ڤّمبوروس ساودارا-ساودارا شّتان. سّداڠكان شّتان ايتو ساڠات ايڠكار كّڤادا توهانپا" سورة الإسراء ٢٦-٢٧ Pesan Kandungan QS Al-Isra’ [17] 26-27 QS Al-Isra’ [17] 26-27 secara garis besar menjelaskan tentang pola hidup hemat, sederhana dan menghindari sikap berlebihan boros, karena pemborosan merupakan pola hidup syetan. Dengan begitu, para pemboros adalah teman-teman syetan. Selain itu, ayat 26 QS Al-Isro’ juga memerintahkan agar kita tidak bersikap KIKIR / Bakhil, yaitu dengan cara memberikan sebagian harta sebagai shodaqoh, zakat, hibah kita kepada orang-orang yang berhak menerimanya, diantaranya kepada fakir-miskin dan ibnu sabil, terutama mereka yang tergolong keluarga/famili dekat kita. Apa yang disebut hidup hemat? Menurut pengertian bahasa, HEMAT artinya berhati-hati & penuh pertimbangan. Menurut pengertian istilah, HEMAT adalah sikap kehati-hatian dan penuh pertimbangan dalam membelanjakan harta, serta dalam menggunakan barang sesuai dengan kebutuhan & kegunaannya. HEMAT tidak berarti menahan harta secara berlebihan kikir, bakhil, akan tetapi membelanjakan harta secara cermat dan hati-hati. Orang yang berpola hidup hemat akan mampu mengatur harta dan memilih keperluan mana yang harus didahulukan dan mana yang perlu ditunda, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak ada manfaatnya. Terhadap hal-hal yang tidak ada manfaatnya, dia akan menahan hartanya kikir. Bila ada manfaatnya menurut ajaran agama, baik untuk dirinya maupun orang lain, baik manfaat di dunia maupun akhirat, maka dia tidak akan “eman’ atau segan membelanjakan hartanya, meskipun hartanya menjadi habis boros. Jadi, Sikap dan pola hidup HEMAT ini posisinya di tengah-tengah antara sikap bakhil kikir, medit dan mubadzir boros. Dengan posisi pertengahan ini dipandang agama sebagai sikap / pola hidup yang terbaik. Nabi SAW bersabda خَيْرُ الْأُمُوْرِ أَوْسَطُهَا Artinya “Sebaik-baik sikap/perkara adalah sikap pertengahan”. Sikap & pola hidup hemat antara lain tercermin dalam perilaku sebagai berikut 1. Hidup secara sederhana dalam segala hal. Bersikap apa adanya sesuai dengan kondisi yang ia miliki, tidak suka mengada-ada, dan tidak suka berfoya-foya & hidup mewah. Hal ini sesuai dengan Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, bersumber dari informasi Umamah Iyas bin Tsa’labah, bahwa pada suatu hari para sahabat membicarakan kemewahan duniawi, lalu Nabi SAW bersabda أَلَا تَسْمَعُوْنَ؟ أَلَا تَسْمَعُوْنَ؟ إِنَّ الْبَذَاذَةَ مِنَ الْإِيْمَانِ. إِنَّ الْبَذَاذَةَ مِنَ الْإِيْمَانِ. أرتيپا "اڤاكاه كاليان تيداء مّندّڠار؟ اڤاكاه كاليان تيداء مّندّڠار؟ , سّسوڠݤوهپا كّسّدّرهاناأن ايتو باݤيان داري ايمان. سّسوڠݤوهپا كّسّدّرهاناأن ايتو باݤيان داري ايمان". رواه أبو داود 2. Berhati-hati, cermat dan penuh pertimbangan dalam membelanjakan hartanya. Allah berfirman dalam QS Al-Furqan 27 وَ الَّذِيْنَ إِذَا أَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذَالِكَ قَوَامًا أرتيپا "دان اوراڠ-٢ ياڠ أڤابيلا مّمبّلانجاكان هارتا, مّرّكا تيداء بّرلّبيه-لّبيهان دان تيداء ڤولا كيكير, دان ڤّمبّلانجاأنپا ايتو ادالاه دي تّڠاه-٢ انتارا ياڠ دّميكيان". سورة الفُرقان ٢٧ 3. Tidak kikir bakhil dan tidak boros mubadzir. Allah berfirman dalam QS Al-Isra’ 29 وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُوْلَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُوْمًا مَحْسُوْرًا Artinya “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu kikir, bakhil dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya boros, mubadzir, sehingga kamu menjadi tercela dan menyesal”. QS Al-Isra’ 29 . 4. Suka menabungkan harta yang tersisa dari belanjanya, untuk memenuhii kebutuhannya di masa mendatang. Nabi SAW bersabda رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً اكْتَسَبَ طَيِّبًا وَ أَنْفَقَ قَصْدًا و قَدَّمَ فَضْلًا لِيَوْمِ فَقْرِهِ وَحَاجَتِهِ. Artinya “Semoga Allah memberikan rahmat kepada orang yang mencari harta secara baik halal. Dia membelanjakannya secara hemat dan menabungkan kelebihan dari hartanya itu untuk keperluan pada saat dia fakir-miskin dan membutuhkannya”. HR Ibnu Najjar.
hadis terkait tentang rendah hati hemat dan hidup sederhana