🐪 Tata Cara Membaca Dalail Khairat
Dalamriwayat lain, Qadhi al-Imam Ahmad al-Sukairij mengatakan: "Siapa yang membacanya membandingi pahala mengkhatamkan 70.000 kali Dalailul khairat". اللهم صل على سيدنا محمد و على ال سيدنا محمد صلاة تعدل جميع صلوات اهل محبتك و سلم على سيدنا محمد و على ال سيدنا محمد سلاما يعدل سلامهم
Jikadalail Khoirot waktu tempuhnya adalah 3 Tahun dan baca'an yang di baca adalah Sholawat dalail Khoirot karangan Syech abi Abdillah Muhammad ibn sulaiman Al-Jazuli. Saya tidak pernah mewajibkan Puasa Dalail Quran maupun Dalail Sholawat bagi Santri -Santri PSKQ Modern, tetapi mereka yang dengan sukarela ingin tirakat dan bertarekat dengan
Dalailal-Khairat dikarang oleh ulama' sufi asal Maroko yang bernama Abi 'Abdullah Muhammad Sulaiman al- Jazuli. Dikisahkan beliau di tengah perjalanan padang pasir membutuhkan air untuk minum dan saat itu waktu shalat telah tiba. Beliau kesulitan untuk mengambil air yang berada di sumur karena hanya sedikit sumber dan sangat dalam. Tiba-tiba ada shabi berlari menemui Imam Jazuli. "Anda
wirid(membaca secara rutin) dalail khairat merupakan salah satu ritual yang kerap dijalani oleh banyak santri di seantero nusantara.khususnya di jekulo,ritual itu lazimnya juga dibarengi dengan melakukan puasa dahr (tahunan)kitab dalail khoirat yang dijadikan wirid berisi kumpulan shalawat khusus yang di kompilasi oleh syekh abu abdillah
Kitabberusia ratusan tahun ini mengajarkan tata cara berselawat dengan indah kepada Nabi Muhammad. Diyakini pula bahwa muslim yang rajin membaca dalail khairat nanti akan dekat bersama Rasulullah di akhirat. Kisah unik. Lahirnya karya ini berawal dari kisah unik. Syaikh al-Jazuli melakukan perjalanan menuju Haramain.
PuasaDala'il Khairat Puasa Dala'il Khairat HUKUM PUASA DALAIL AL-KHOIROT (AL-KHAIRAT) 1, 2 TAHUN ATAU LEBIH Puasa Dalail ul Khairat (Khoirot, Khayrat) selama 1, 2, 3, 6, atau 9 tahun. Dan dilakukan terus menerus. Puasa ini konon bertujuan untuk mendapat karamah seperti kekayaan, kekebalan tubuh. Pantangannya
TataCara Membaca Dalail al-Khairat Mukodimah Sanad Dalail al-Khairat Istigfar dan Basmalah Asmaul Husna Keutamaan Shalawat Kepada Nabi 201 Nama Rasulullah Saw Niat Dalail Khairat Wirid Hari Senin (1) Wirid Hari Selasa Wirid Hari Rabu Wirid Hari Kamis Wirid Hari Jumat Wirid Hari Sabtu
Dalammengamalkan Dalailul Khairat, mi-salnya mulai hari Senin (tanggal 1 Januari), yang kita baca adalah muqaddimah I, II, dan VI, setelah itu membaca wirid Senin pertama. Kemudian hari Senin selanjutnya (tanggal 8 Januari), yang dibaca adalah muqad-dimah I, II, VI, dan wirid Senin kedua sekaligus do'anya, kemudian langsung membaca wirid
Halini tak lain ditujukan agar mengamalkan wirid Dalailul Khairat menjadi lebih sempurna. Wirid ini berisi kumpulan shalawat yang ditujukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Cara membacanya bervariasi. Namun umumnya orang-orang membaca sesuai dengan pembagian harian yang disebut hizb. Dimulai dari bacaan hari Senin hingga Senin kedua dan diakhiri doa saat khatam.
jthf. 0% found this document useful 0 votes1K views5 pagesOriginal TitleBLOG STROOM09 Tata Caramembaca Dalail KhoirotCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes1K views5 pagesBLOG STROOM09 Tata Caramembaca Dalail KhoirotOriginal TitleBLOG STROOM09 Tata Caramembaca Dalail KhoirotJump to Page You are on page 1of 5 You're Reading a Free Preview Page 4 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Kiranya itulah kalimat pembuka yang pas untuk pesan pertama dari tulisan ini. Berbicara tentang jiwa tentu sudah lumrah, apalagi jika berkaitan dengan dengan keistikamahan/naik turunnya semangat. Bagi seorang santri, ada beberapa cara untuk mengolah jiwa tersebut agar bisa istikamah semangatnya dalam thalabul ilmi mencari ilmu salah satunya dengan tirakat Dalailul tirakat Dalailul Khairat mungkin sudah tidak asing lagi di telinga para santri. Apalagi santri tulen, yang kesehariannya fokus mengaji dan beraktivitas di dalam pondok tanpa sekolah formal. Kebanyakan mengamalkan tirakat tersebut dengan tujuan agar apa yang dilakukan selama mencari ilmu di pesantren mendapat keberkahan dan dikabulkan bukan hanya santri yang sedang menuntut ilmu saja yang mengamalkan tirakat Dalailul Khairat ini. Bahkan para penganut tarekat di nusantara baik itu Qadiriyah, Naqsabandiyah, Syadziliah, hingga Syattariah banyak yang mengamalkan tirakat ini dengan bimbingan mursyidnya. Biasanya Dalailul Khairat ini dijadikan Hizib keberkahan bagi pengamal suatu Tarekat yang sudah berjalan ratusan Khairat merupakan sebuah kitab yang berisi wirid berupa kumpulan selawat yang ditujukan kepada baginda Rasulullah SAW. yang disusun oleh Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli w. 870 H. Kitab Dalailul Khairat disusun oleh Beliau ketika masa thalabul ilmi di Kota Fez. Beliau pernah mengasingkan diri untuk beribadah Khalwat selama 14 tahun, setelah itu Beliau mengabdikan diri untuk mendidik para muridnya dan berdakwah di seluruh penjuru Maroko negara dalam mengamalkan wirid dalam kitab Dalailul Khairat sangat bervariasi tergantung siapa yang memberi ijazah. Ada yang diijazahkan oleh mujiz pemberi ijazah dibaca selama 41 hari berturut-turut disertai rutin membaca Al-Quran setiap harinya sampai khatam. Ada juga yang mengamalkan wirid Dalailul Khairat disertai puasa atau sering disebut puasa dalail. Biasanya yang mengamalkan puasa tersebut, berpuasa selama 3 tahun bahkan ada yang lebih. Kembali lagi tinggal siapa dilihat dari sanad pengamalan Dalailul Khairat terutama di tanah jawa, rata-rata sanadnya akan bertemu pada Syekh Muhammad Mahfudz At-Tarmasi Pacitan w. 1920 M. Sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Muhammad Mahfudz At-Tarmasi pada Kitab Kifayatul Mustafid, “Kitab Dalailul Khairat kami dapatkan dari Syekh Ahmad Muhammad bin Ahmad Ridwan al-Madani, dari Ali bin Yusuf Al-Madani, dari Sayyid Muhammad bin Ahmad Al-Madghari, dari Muhammad bin Ahmad bin Ahmad Al-Matsani, dari Ahmad bin Al-Haaj, dari Abdul Qadir Al-Faasi w. 1091 H, dari Ahmad Al-Maqqari w. 1041 H, dari Ahmad bin Abu Al-Abbas Ash-Shama’i, dari Ahmad bin Musa As-Samlali, dari Al-Quthb Abdullah Al-Ghazali Al-Marakisyi, dari Abdul Aziz At-Tabba’ w. 914 H, dari pengarang kitab ini, Imam Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli w. 870 H.”Baca Juga Paradigma dan Tipologi Khidmah Santri Bagian 2Beberapa pesantren yang mengamalkan Dalailul Khairat di Jawa Timur diantaranya adalah PP Lirboyo Kediri lewat jalur KH. Abdul Karim w. 1954 M, KH. Marzuqi Dahlan w. 1975 M, KH. Mahrus Aly w. 1985 M. Ketiga Kiai Lirboyo ini memiliki sanad Dalail Khairat dari jalur Syekh Muhammad Mahfudz At-Tarmasi. PP Al-Falah Ploso Kediri lewat jalur KH. Ahmad Djazuli Utsman yang sanadnya juga bertemu pada Syekh Muhammad Mahfudz At-Tarmasi. PP Salafiyah Syafi’iyah Nurul Huda Malang lewat jalur KH. Achmad Masduqie Mahfudz w. 2014 M, di sana kitab Dalail Khairat dijadikan selawat dan sebagai amalan wajib tiap harinya. Sanadnya berasal dari KH. Ali Maksum w. 1989 M Krapyak dari jalur Syekh Mahfudz juga PP Fathul Ulum Kwagean Kediri yang setiap tahun mengadakan ijazah kubro. Adapun mujiznya adalah KH. Abdul Hanan Ma’shum yang memiliki silsilah dan sanad Dalailul Khairat dari berbagai jalur. Silsilah Dalailul Khairat KH. Abdul Hanan Ma’shum dari Syekh Ahmadi Al-Hajj bin Syairazi Al-Hajj, dari Syekh Yasin Padang Al-Hajj, dari Syekh Abdul Muhsin bin Muhammad Amin Ridwan Makkah, dari Sayyid Amin bin Ahmad bin Ridwan Madinah, dari Syekh Muhammad bin Ibrahim Hudhairi Ad-Dimyati, dari Syekh Muhammad Shalih bin Khoirullah Ar-Radhwi Al-Bukhori Madinah, dari Syekh Rafi’uddin bin Syamsul Umri Al-Qandhahari, dari Syekh Muhammad bin Muhammad bin Abdul Maghribi, dari Sayyid Abdurrahman bin Ahmad Asy-Syahiri. Dan silsilah yang lain dari Syekh Ahmad Al-Mahallalati Syam, dari Syekh Abbas bin Ja’far bin Abbas bin Muhammad Shiddiq Makkah, dari Syekh Yahya bin Abbas bin Muhammad Shiddiq Makkah, dari Syekh Abdul Malik bin Abdul Mun’im Al-Qal’i, dari Syekh Abdul Qadir bin Abi Bakar Ash-Shiddiq, dar Syekh Ahmad bin Muhammad An-Nahli Al-Makki, dari Sayyid Abdurrahman bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad Al-Hasani Al-Maghzali Al-Maknasi Makkah, dari Sayyid Ahmad, dari Sayyid Muhammad, dari Sayyid Ahmad Al-Kannasi, dari Syekh Muhammad bin Abi Bakar bin Sulaiman Al-Jazuli MuallifKemudian sanad Dalailul Khairat KH. Abdul Hanan Ma’shum dari Syekh Muslih bin Abdurrahman Ad-Damawi As-Samarani, dari Syekh Muhammad bin Muhammad Saqrun Madinah, dari Syekh Yusuf malik Al-Basali, dari Sayyid Muhammad bin Sayyid Ahmad Al-Madghari, dari Sayyid Muhammad bin Ahmad bin Ahmad Al-Matsani, dari Sayyid Ahmad bin Al-Hajj, dari Sayyid Ahmad Al-Muqri, dari Sayyid Abdul Qadir Al-Fasi, dari Sayyid Ahmad bin Abbas Ash-Sham’i, dari Samlali, dari Sayyid Abdul Aziz At-Tiba’i, dari Syekh Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli Muallif. Dan sanad yang lain dari KH. Marzuqi Lirboyo Juga Hari Santri, Kita Baca Asal-Usul Pesantren di JawaDi Jawa Tengah ada PP Darul Falah Kudus, diijazahkan oleh KH. Ahmad Badawi Basyir lewat jalur KH. Ahmad Basyir Jekulo w. 2014 M mendapat ijazah dari Kiai Muhammadun Pondowan, dari Syekh Yasin Jekulo w. 1953 M pengasuh Pondok Al-Qoumaniyah, dari Syekh Muhammad Amir bin Idris bin Ahmad Salih Al-Syarbuni Pekalongan, dari Syekh Muhammad Mahfudz Dalailul Khairat yang dijadikan tirakat di pondok tersebut dihimpun dalam sebuah kitab karangan Mbah Basyir KH. Ahmad Basyir Jekulo yang berjudul Nailul Masarrat. Kitab ini dikarang sebagai bentuk mengharap limpahan berkah dan penghormatan yang kemudian dimintakan tashih kepada tiga ulama pentashih yang memiliki keilmuan yang mulia. Ketiganya berasal dari Pekalongan. Beliau bertiga adalah KH. Idris bin Amir Simbang Kulon Putra Syekh Muhammad Amir bin Idris Sekretaris Pribadi Syekh Mahfudz At-Tarmasi Ketika bermukim di Makkah, Al-Habib Ahmad bin Ali bin Ahmad al-Atthas Sapuro, dan Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya Beliau adalah Mursyid Thariqah Syadziliyah.Dan masih banyak lagi pondok pesantren dan jam’iyyah tarekat yang mengamalkan tirakat Dalailul Khairat bagi dijelaskan di atas bahwa dalam mengamalkan tirakat Dalailul Khairat itu bervariasi caranya tergantung Mujiz dan keadaan/kemampuan pengamalnya. Ada yang hanya membaca kitab Dalailul Khairat saja, ada juga yang disertai puasa bertahun-tahun kecuali hari yang diharamkan berpuasa. Yang kesemuanya itu dalam rangka mengolah jiwa agar menjadi lebih baik dan lebih Dalailul Khairat itu ibarat “Kawah Candradimuka”, wadah penempaan diri agar menjadi manusia-manusia yang berkualitas. Sama halnya tirakat tersebut, dalam penempaannya tidaklah mudah, butuh keuletan, istikamah, dan sabar. Gatotkaca dalam tokoh pewayangan yang ditempa di Kawah Candradimuka oleh Batara Empu Anggajali juga mengalami hal serupa, menjalani penempaan yang luar biasa demi mengolah jiwa raganya. Sehingga selepas lulus dari Kawah Candradimuka, Gatotkaca memiliki keistimewaan berupa otot kawat tulang besi dan pribadi yang Juga Kenangan Mas Muhammad Abid Muaffan bersama KH. R. Muhammad Najib Abdul Qadir Munawwir KrapyakOleh karena itu, tirakat Dalailul Khairat menjadi sebuah wadah belajar untuk membersihkan diri dan jiwa. Santri dan penganut tarekat akan mendapatkan pendidikan batin yang penuh. Jika mengamalkannya disertai puasa, maka badannya berpuasa sedangkan lisan dan hatinya berzikir serta berselawat. Tirakat ini menjadi amalan yang kompleks untuk mengekang syahwat dan godaan duniawi. Setelah menjalankan tirakat ini santri maupun penganut tarekat akan terbiasa hidup teratur dan peduli terhadap sosial. Karena ketika proses tirakat mereka terbiasa berpuasa setiap hari dan terlebih biasa hidup toleransi dan sinergis antara tirakat Dalailul Khairat ini memang memiliki beberapa keutamaan diantaranya adalah cepatnya terkabul hajat yang diinginkan oleh para pengamalnya. Sewaktu-waktu menginginkan suatu hal, mudah sekali keinginan tersebut terkabul. Namun meski begitu, seyogyanya pengamal Dalailul Khairat dalam mengamalkan tirakat wirid dan puasa ini bertujuan murni mendekatkan diri kepada Allah taqarrub ila Allah. Dengan harapan apa yang diamalkan benar-benar ikhlas mengharap Rida-Nya. Wallahu A’lam Bish-Shawwab. [HW] Kapan waktu membaca Dalail Khairat? Wirid ini berisi kumpulan shalawat yang ditujukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Cara membacanya bervariasi. Namun umumnya orang-orang membaca sesuai dengan pembagian harian yang disebut hizb. Dimulai dari bacaan hari Senin hingga Senin kedua dan diakhiri doa saat khatam. Apa itu bacaan Dalail? Dalail al-Khairat adalah salah satu kitab kumpulan salawat yang tenar di kalangan santri. Meskipun terkenal, tetapi hanya sedikit saja santri yang menjalani disiplin merutinkan bacaan salawat dengan kitab ini. Apa manfaat membaca Dalail Khairat? Dikutip dari laman akun instagram ala_nu, keutamaan mengamalkan Dalailul Khairat yang sangat masyhur dikalangan para pengamal wirid ini adalah cepatnya terkabul hajat yang diinginkan oleh para pembacanya, Meski begitu, hendaknya para pengamal Dalailul Khairat dalam membaca wirid ini bertujuan murni mencari ridha dan ... Berapa lama puasa Dalail Khairat? Puasa dalail khairat merupakan puasa yang dilaksanakan selama 3 tahun berturut-turut yang dibarengi dengan pembacaan wirid setiap harinya. Wirid yang terdapat dalam kitab dalail al-khairat ini berisi beragam sholawat.
tata cara membaca dalail khairat